1 Juta Jalan Syurgamu
Oleh TirTo
Suatu sore hari, di sebuah serambi masjid terlihat seorang pemuda sedang duduk sendiri. Terlihat pandangannya kosong menatap langit-langit masjid. Sejenak dia melepas kacamatanya, lalu dia keluarkan selembar kain kecil dari sakunya untuk membersihkan lensa kacamatanya. Lama, dia membersihkan lensa kacamatanya, seolah-olah dia sedang memikirkan sesuatu. Lalu dipakainya kembali kacamatanya, sambil sebelumnya dia menerawang lensanya setelah dibersihkan. Kemudian dia mengeluarkan selembar kertas dari dalam tasnya. Kertas itu berisi formulir pengajuan investasi. Lama, dia memperhatikan selembar kertas itu sambil sesekali dia mengusap kepalanya, seperti sedang mempertimbangkan sesuatu. Lalu dia meletakkan selembar kertas itu disampingnya. Tiba-tiba ada angin berhembus dan menyapu selembar kertas yang berada disamping pemuda itu. Saat selembar kertas itu terbang, tiba-tiba datang seseorang dari belakang pemuda itu.
“Mas, ini kertasnya terbang”, kata orang itu. Sambil sedikit melirik isi selembar kertas itu.
“Terimakasih, Mas”, ucap pemuda itu.
Sambil duduk disamping pemuda itu, orang tersebut mengulurkan jabat tangan kepada pemuda itu, yang kemudian disambut oleh pemuda tersebut.
“Wah, Mas ikut program investasi ya ?”Selidiknya kepada pemuda itu.
“Ah,….enggak Mas. Ini masih saya pertimbangkan koq, jadi belum saya ajukan”, jawab pemuda itu.
“Wah, enak ya Mas, bisa punya investasi sendiri, paling tidak bisa buat simpanan Mas di masa depan”, kata orang itu.
Pemuda itu membalasnya dengan senyum.
“Sudah punya pekerjaan tetap dan bisa punya tabungan atau investasi buat masa depan,….mmm….Mas sudah berkeluarga ?”kata orang itu.
“Belum, Mas”, jawab pemuda itu.
“Wah, kalau begitu lebih baik uangnya disimpan untuk menikah saja, Mas”, kata orang itu.
“Iya mungkin, Mas”, jawab pemuda itu sambil tersenyum dan mengusap kepalanya.
“Hmm……,terserah Mas deh,
“Tidak apa-apa Mas, terimakasih banyak untuk sarannya”, jawab pemuda itu.
Lalu tiba-tiba terdengar suara dari kejauhan memanggil orang itu…
“Hamid….! Adzan……!”, kata orang itu kepada orang yang duduk disamping pemuda itu.
“Oh iya ! Ayo Mas shalat…!”, kata orang itu kepada pemuda itu.
Lalu keduanya beranjak dari serambi masjid menuju tempat wudlu. Selesai berwudlu, kemudian mereka masuk ruang utama masjid. Orang itu mulai mengumandangkan adzan maghrib, sementara pemuda itu langsung berada di barisan shaf paling depan. Pandangannya menyapu sekeliling ruangan masjid. Di lantai terhampar 2 baris karpet hijau yang masih baru. Dari wanginya memang masih terasa baru.
Sambil menunggu kumandang adzan selesai, pemuda itu berkata dalam hati…
“Wah,………..karpet baru. Padahal sebelumnya masjid ini belum ada karpetnya. Wah, jadi tambah nyaman di masjid kalau ada karpet, tidak kotor dan empuk untuk sujud. Sayang baru ada 2 baris karpet saja, kasihan yang tidak dapat alas karpet. Coba kalau semua lantai masjid dialasi dengan karpet. Orang tua yang tidak tahan dengan dinginnya lantai bisa dihindari dengan adanya karpet. Orang yang tidak bawa sajadah, akan merasa lebih nyaman saat sujud diatas karpet. Ibadah pun akan lebih khusyuk dengan kenyamanan yang ada.”
Tiba-tiba tanda shalat segera didirikan, dikumandangkan. Pemuda itu lalu menjalankan shalat di shaf baris paling depan yang ada karpet barunya. Shalat jamaah pun berlangsung.
Setelah selesai shalat didirikan, pemuda itu menoleh kebelakang. Terlihat barisan jamaah memenuhi ruangan utama masjid. Diantara mereka beberapa adalah orang tua yang duduk diatas lantai karena hanya 2 baris shaf saja yang sudah dialasi dengan karpet.
Selesai shalat, pemuda itu beranjak berdiri dari karpet. Dia datang mendekati sang muadzin, orang yang tadi ngobrol bersamanya di serambi masjid.
Sambil mengucap salam dan saling menjabat tangan, lalu pemuda itu menarik sang muadzin ke pojok masjid.
“Mas, itu karpet baru ya ?”, kata pemuda itu sambil menunjuk karpet hijau yang terhampar di shaf baris paling depan.
“Iya, Mas. Baru hari ini dipasang, biar jamaah bisa lebih nyaman”, jawab orang itu.
“Tapi baru 2 baris ya, Mas ?” kata pemuda itu.
“Iya”, jawab orang itu singkat.
Lalu pemuda itu mengambil sesuatu dari dalam tasnya.
“Terima ini, Mas”, kata pemuda itu.
“Apa ini, Mas ?” jawab orang itu heran, sambil menerima sebuah amplop besar dari pemuda itu.
“Itu uang 1 juta untuk beli karpet baru”, kata pemuda itu sambil tersenyum lebar.
“Wah,….alhamdulillah. Benar uang ini untuk beli karpet baru buat masjid ?Bukannya mas mau gunakan uang ini untuk investasi, karena tadi di serambi kita ngobrol masalah investasi..?”kata orang itu.
“Ini juga investasi, Mas…minta tolong ya, uang ini digunakan untuk membeli karpet baru buat masjid ini.”kata pemuda itu.
“Baiklah kalau itu memang sudah niat, Mas. InsyaAllah amanah akan saya jalankan”, jawab orang itu.
Lalu keduanya saling berjabat tangan, kemudian pemuda itu pergi meninggalkan masjid.
Sementara sang muadzin kembali memasuki sebuah ruangan disamping masjid.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar