Oleh TirTo
Kala itu dini hari, tiba-tiba Anton dibangunkan oleh suara adzan yang bersautan. Kemudian Anton memaksakan diri untuk segera beranjak dari tidurnya. Bangun pagi adalah salah satu rutinitas yang malas untuk dilakukan bagi diri Anton. Namun demikian, toh Anton selalu bangun pagi dan tidak pernah kesiangan untuk melakukan shalat Shubuh.
“HHoooooaaaahhhh………bangun….bangun…..bangun……aku harus bangun…!”, kata Anton, dia berusaha memberi semangat untuk dirinya sendiri.
Sambil beranjak dari tempat tidur, Anton pergi menuju kamar mandi untuk mengambil air wudlu. Kemudian, Anton memakai kain sarung dan pecinya, lalu kemudian dia khusyuk menjalankan shalatnya. Selesai shalat, Anton berdoa….
“Ya, Allah….ya Tuhanku……ampunilah dosa-dosaku, berikan jalan kemudahan untuk hidupku, puji syukur atas segala nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku….Engkau yang Maha Pengasih & Maha Penyayang….kabulkanlah doaku…..Berikanlah jalan kemudahan untuk mendapatkan jodoh, ya Allah……berikan yang cantik, pintar dan sholihah….kabulkanlah ya Allah…..berikanlah hamba-MU ini pendamping hidup, agar aku dapat mencapai kesempurnaan imanku…Amin….amin…..amin….yarabbal’alamiin…
Akhirnya dalam waktu 10 menit, Anton selesai melakukan shalat shubuh.
Hari itu adalah hari senin, jam 7.30 dia harus sudah berangkat kerja. Tapi, waktu itu jam baru menunjukkann pukul 5.30.
Setelah meletakkan sarung & pecinya, Anton langsung duduk di ranjang tempat tidurnya. Sambil duduk & berpegangan pada tepi ranjang, Anton berpikir….
“Nonton TV……hmm….males, paling acaranya gossip melulu. Buat teh hangat…..hmm…males, kemarin tiap pagi selalu buat teh hangat sendiri, sekarang mau buat lagi……??Enggak ah……males…! Buat mie seduh aja ahhh……hmm……males juga ahhh…!lebih baik nanti aja di Kantor.”gumamnya dalam hati.
Sambil ngupil, akhirnya Anton merebahkan tubuhnya diatas ranjang.
“Tidur lagi aja ahh……”, gumamnya lagi dalam hati.
Lalu, Anton mengambil jam waker dan menyetelnya ke pukul 7.00. Kemudian, Anton memiringkan tubuhnya dengan posisi tangan kanan berada dibawah kepalanya. Kemudian, Anton pun tertidur…….
Dalam tidurnya, Anton bermimpi…..
“Wuaaaa…….toloooong……aduh…aduh…berat….!Minggir….minggir…..!Jangan diatasku…berat……!Aku gak bisa bernafas…..!Geser dari tubuhku….cepat…!,” Sambil teriak, Anton berusaha memindahkan batu besar yang sedang menimpa tubuhnya. Terlihat, Anton sedang bersusah payah memindahkan batu besar yang sedang menindihnya. Di lapangan yang sunyi, hanya ada Anton seorang yang sedang dihimpit batu besar, dengan keringat bercucuran berusaha sendiri menyingkirkan batu besar itu dari atas tubuhnya. Akhirnya, setelah bersusah payah, batu itu dapat disingkirkan oleh Anton. Sambil terengah-engah, Anton menyeka keringatnya. Lalu tiba-tiba datang seseorang menepuk pundaknya dari belakang……
“Adyuuhhhh…..Mas Anton, capek deeh…..keringatnya sampai bercyucyuran begindang…..huhuhu……mau dong….eke kipasin biar adem……hmm….Mas Anton cakep deh…”, kata orang itu.
Anton yang kaget dengan tepukan pundak yang tiba-tiba dari belakang, semakin kaget ketika dia menoleh kebelakang. Disana sedang duduk seorang laki-laki berambut panjang dengan memakai make up dan berpakaian ketat dan rok diatas lutut.
“Busyeet dah,…..bencong…..!!!Pergi…pergi
“Idiiih…Mas Anton jangan begindang dong…….eke
“Lepas…lepaskan Aku….!!!”, teriak Anton.
Sungguh
“Busyeet dah…..kenapa yang datang malah Banci….!Koq gak cewek cantik aja sih…!!Kalau cewek cantik yang datang menyeka keringatku
“Ayo dong Mas Anton,…….eke pijitin ya…..atau eke buatin teh hangat mau….???”Kata Banci itu sambil mencengkeram kuat tangan Anton.
“MINGGIIIIIRRRR………LEPASKAN AKU……..!!!!”sambil teriak sekuat tenaga, karena Anton sama sekali tidak bisa menggerakkan kaki maupun tubuhnya untuk melarikan diri dari cengkeraman Banci itu.
“DASAR BANCI KALENG….MINGGIIRR…..!!!LEPASKAN AKU….!!”teriak Anton berulang-ulang.
Sampai akhirnya, Anton mampu menggerakkan kaki dan tubuhnya, dia melihat ke sekitarnya.
“Huh….huh…..huh……aman…aman….bancinya sudah pergi….aman…aman….rupanya cuma mimpi….”gumam Anton.
Kemudian, Anton beranjak dari ranjangnya dan pergi mandi untuk persiapan berangkat kerja. Setelah siap dengan seragam kerjanya, Anton mengunci pintu rumahnya dan pergi berangkat kerja.
Tak ada ucapan salam, selamat jalan atau selamat bekerja dari seseorang yang ditinggalnya di rumah, karena di rumahnya kosong dan tak ada siapapun yang ditinggalkannya. Anton tinggal sendiri di rumahnya sendiri.
Sungguh
Tapi, sial……kenapa tadi si Anton didatangi seorang Banci dalam mimpinya…??
“Hidup…..hidup…….”, sambil menggelengkan kepala, Anton pergi berangkat kerja.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar