Cerita KEPITING
Siapa yang tidak tahu kepiting? Semua orang, rata-rata sudah mengetahui wujudnya. Banyak orang sudah pernah atau bahkan sering menyantapnya.
Namun, tahukah anda bagaimana sifatnya, dan pernahkah anda melihat bagaimana pemilik warung sea food mengolah kepiting?
Pada umumnya, dia menangkap kepiting-kepiting itu di malam hari. Lalu tangkapan itu akan dimasukkan ke dalam baskom, menunggu untuk direbus.
Kepiting-kepiting itu biasanya akan mencoba keluar dari baskom, sekuat tenaga mereka.
Bila si pemilik warung sea food adalah juga seorang penangkap kepiting yang handal, maka dia tak perlu repot-repot mencoba menghentikan aksi usaha kabur itu. Hal tersebut dikarenakan dia telah mengetahui sifat kepiting-kepiting dalam baskom itu.
Jika ada seekor kepiting yang berusaha naik merangkak di dinding baskom, dan hampir berhasil mencapai bibir baskom maka kepiting tersebut akan ditarik kembali oleh teman-temannya. Begitu seterusnya. Kepiting-kepiting itu bergantian keluar dari baskom sekaligus saling tarik-menarik, menggagalkan usaha temannya. Seolah kepiting-kepiting itu, tak suka melihat temannya berhasil lolos keluar dari baskom.
Maka, bisa ditebak, tak satu pun kepiting dalam baskom tersebut kelak, yang lolos dari rebusan air dalam kuali.
Padahal, seandainya kepiting-kepiting itu mau berbagi cara meloloskan diri dan bekerjasama tanpa bersikap licik menjegal teman-temannya, tentu kemungkinan besar mereka akan dengan mudahnya berhasil keluar.
***
Dalam hidup, tanpa sadar, kadang manusia bersikap seperti kepiting. Ada yang curiga pada kesuksesan temannya. “Jangan-jangan si X memperoleh kekayaan dengan cara yang tak halal”, misalnya. Bahkan kecurigaan itu kadang berkembang menjadi sifat iri, dengki, hingga munafik, yang berujung pada aksi saling menjegal hingga memfitnah, supaya orang lain ditimpa kegagalan.
Padahal aksi-aksi semacam itu, tanpa disadari bisa membunuh diri sendiri. Bukankah ada cara yang lebih terhormat, seperti bertanya tips dan trik menuju kesuksesan yang serupa pada si teman? Andai si teman tak mau menjawabnya, ya, berarti itu memang belum jadi rezeki buat si penanya. Tapi siapa tahu ternyata si teman mau terbuka memberikan penjelasan panjang lebar, bukankah itu kesempatan bagi si penanya untuk menuju kesuksesan serupa?
Yang penting bukan siapa yang menang, namun sejauh apa si penanya (baca: kita-ap) mau berusaha mengembangkan diri sendiri.
Tapi yang pasti, saya yakin, kita semua adalah pemenang dalam kehidupan ini. Anda berhasil lahir ke dunia ini, itu kan sebuah awal kemenangan anda. Dan kemenangan itu, kemungkinan besar, cepat atau lambat akan disusul oleh kemenangan-kemenangan yang lain. (SELESAI)
Minggu, 03 Februari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar